Bensin Kritis, Pilih Ngebut atau Pelan ke SPBU Terdekat? – Sebagai pengendara, tentunya hampir dari kita semua pernah mengalami bensin kritis, indikator mencapai garis merah, atau berkedip. Di saat itu terjadi, umumnya akan muncul kekhawatiran mobil atau kendaraan yang sedang kita kendarai macet karena kehabisan bahan bakar. Dan biasanya, kita akan memilih di antara 2 pilihan. Pilihan pertama adalah ngebut agar bisa cepat sampai SPBU atau pom bensin terdekat. Pilihan kedua adalah pelan-pelan agar bahan bakar yang tersisa cukup sampai SPBU terdekat. Kedua pilihan ini menjadi perdebatan di antara banyak orang atau pengendara. Pertanyaan bensin lebih boros ngebut atau pelan sudah menjadi pertanyaan banyak sekali masyarakat umum.
Lantas sebenarnya mana yang seharusnya kita lakukan saat dihadapkan dengan keadaan bahan bakar kritis? Apakah harus ngebut agar cepat sampai SPBU? Atau harus pelan-pelan untuk memastikan bahan bakar yang tersisa cukup? Mari kita bahas bersama satu per satu.
Apa yang Terjadi jika Ngebut?
Pilihan pertama, jika kita ngebut, sebenarnya memang akan memangkas waktu agar cepat sampai di lokasi SPBU atau penjual bensin terdekat. Namun, perlu juga diperhatikan bahwa saat kendaraan berada pada kecepatan tinggi, maka kendaraan sedang melawan hambatan angin. Yang namanya melawan tentulah semakin kuat yang dilawan akan semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk menembusnya. Jadi, jika kalian memilih ngebut, memang akan cepat sampai, tetapi juga akan boros bahan bakar.
Lantas kita harus pelan-pelan agar irit dan sampai di lokasi tujuan? Belum tentu juga.
Apa yang Terjadi jika Pelan-Pelan?
Saat kita mengemudi pelan-pelan, apalagi terlalu pelan, maka sebenarnya terjadi pemborosan bahan bakar. Berkendara terlalu pelan bisa dibilang tidak memaksimalkan tenaga yang dihasilkan dari pembakaran bensin menjadi energi kinetik penggerak mobil. Mengapa bisa seperti itu? Karena pada dasarnya mesin pembakaran internal bekerja paling efisien pada rentang RPM tertentu. Jika mobil dikendarai pelan-pelan, maka rpm akan turun sekaligus dengan efisiensi pembakarannya. Akhirnya, energi dari bahan akar akan terbuang sia-sia dalam bentuk panas.
Seperti dikutip dari iNews, External Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan bahwa mesin umumnya berputar antara 1.000-3.000 rpm sementara kecepatan mobil rendah, tak sesuai dengan jumlah putaran mesin. Maka bahan bakar lebih banyak terpompa untuk setiap siklus rotasi.
Artinya, mesin kendaraan umumnya bekerja paling efisien pada 1000 – 3000 rpm. Jika mobil berjalan terlalu pelan, artinya putaran mesin turun di bawah rentang itu, maka efisiensi pembakaran menurun. Pada dasarnya, pompa bahan bakar terus-menerus memasok bahan bakar ke mesin, terlepas dari seberapa cepat mobil berjalan. Nah, artinya dengan rpm rendah, lebih banyak bahan bakar yang dipompa per siklus rotasi.
Jadi, saat bensin kritis lalu kalian memilih untuk pelan-pelan, sebenarnya sedang membuang potensi kecepatan yang dapat ditempuh. Artinya, jarak yang ditempuh lebih pendek dengan konsumsi bahan bakar yang sebenarnya bisa digunakan untuk memangkas jarak itu lebih cepat.
Lantas mana cara yang paling benar?
Berkendara dengan Kecepatan Normal dan Konstan
Seperti yang dijelaskan di atas, berkendara cepat maupun lambat sama-sama memiliki kekurangan. Namun, dari penjelasan yang terjadi saat berkendara pelan, kita bisa ambil kesimpulan, bahwa sebaiknya kita berada di putaran mesin 1000 – 3000 rpm atau jika dikonversi dalam kecepatan adalah kisaran 48 – 80 km/jam.
Selain itu, jangan melakukan akselerasi terlalu sering, karena saat berakselerasi, apalagi dengan lonjakan kecepatan yang tinggi membuat bahan bakar disemprotkan lebih banyak untuk mengimbangi kebutuhan pembakaran dan lonjakan energi yang dibutuhkan. Jadi, usahakan berkendara dalam kecepatan yang stabil. Jika memang ingin menaikkan kecepatan, injak pedal gas secara perlahan, agar naiknya kecepatan serta energi yang dibutuhkan juga secara perlahan, bukan langsung mengalami lonjakan.
Ada lagi beberapa tips jika ingin lebih hemat BBM dalam berkendara, terutama untuk mobil atau truk.
- Berkendara dengan kecepatan konstan dalam rentang 48 – 80 km/jam.
- Menghindari pengereman mendadak.
- Mengurangi penggunaan AC.
- Memastikan ban mobil pada tekanan yang tepat.
- Rutin perawatan mobil, seperti service rutin dan ganti oli mesin mobil maupun oli transmisi.
Itulah beberapa hal yang perlu kalian perhatikan saat bahan bakar kritis agar tidak kehabisan sebelum sampai di SPBU terdekat. Jangan terlalu ngebut karena memang semakin ngebut akan semakin boros, tetapi juga jangan terlalu pelan, karena itu mengurangi efisiensi pembakaran mesin.
Berkendara dengan kecepatan normal, konstan, stabil, tidak terlalu sering berakselerasi maupun deselerasi atau mengerem mendadak.