Perbedaan Mobil Listrik BEV, HEV, dan PHEV – Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik adalah kendaraan yang ditenagai oleh energi listrik baik itu secara keseluruhan ataupun parsial. Nah, untuk orang awam yang tidak mengikuti perkembangan dunia otomotif terutama otomotif listrik, kemungkinan besar tidak tahu bahwa teknologi mobil listrik itu terbagi menjadi 3 jenis, yaitu BEV, HEV, dan PHEV. Apa saja mereka ini? Apa perbedaan di antara ketiganya? Mana yang paling cocok untuk Anda? Mari kita bahas bersama.
Perbedaan Mobil Listrik BEV, HEV, dan PHEV
1. BEV (Battery Electric Vehicle)
Dari namanya mungkin Anda sudah bisa mendapatkan sedikit gambaran apa itu BEV. BEV adalah singkatan dari “Battery Electric Vehicle” atau kendaraan listrik baterai dalam bahasa Indonesia. BEV adalah jenis mobil listrik yang menggunakan baterai sebagai sumber daya utama untuk menggerakkan motor listriknya. Baterai tersebut dapat diisi ulang dengan menghubungkannya ke sumber listrik melalui kabel pengisi daya atau charging station. Kelebihan mobil listrik sendiri selain menghasilkan nol emisi dan berkontribusi pada pengurangan polusi udara, mobil listrik BEV juga dapat memberikan performa yang baik dan biaya operasional yang lebih murah dibandingkan dengan mobil bertenaga bahan bakar fosil. BEV ini bisa dibilang adalah mobil listrik murni yang memang semua sistemnya berbasis listrik. Cara kerja mobil listrik yang satu ini adalah yang paling sederhana karena memang murni menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga utamanya.
Baca juga: Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia
2. HEV (Hybrid Electric Vehicle)
Di atas tadi, dijelaskan bahwa mobil atau kendaraan listrik adalah kendaraan yang ditenagai oleh energi listrik, baik secara menyeluruh maupun secara parsial. Nah, jika BEV adalah perwujudan dari EV murni, maka HEV adalah wujud dari EV parsial. HEV adalah singkatan dari “Hybrid Electric Vehicle” atau kendaraan listrik hibrida dalam bahasa Indonesia. HEV adalah jenis kendaraan yang memiliki dua sumber daya penggerak, yaitu mesin pembakaran konvensional dan motor listrik. Mesin pembakaran konvensional pada HEV digunakan untuk menggerakkan kendaraan dan mengisi daya baterai, sementara motor listrik digunakan untuk membantu penggerak dan menghemat bahan bakar. Baterai pada HEV biasanya diisi oleh energi kinetik yang dihasilkan oleh mesin pembakaran konvensional ketika kendaraan bergerak atau oleh motor listrik ketika mengurangi kecepatan atau saat mengerem. HEV menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan konvensional dan memiliki efisiensi bahan bakar yang lebih baik hingga 2 kali lipat.
3. PHEV (Plug-in Hybrid Vehicle)
Nah, ini apa lagi. Di namanya ada “hybrid” juga. Apa bedanya dengan HEV. PHEV adalah singkatan dari “Plug-in Hybrid Electric Vehicle” atau kendaraan listrik hibrida plug-in dalam bahasa Indonesia. PHEV adalah jenis kendaraan listrik hibrida yang memiliki dua sumber daya penggerak, yaitu mesin pembakaran konvensional dan motor listrik. Motor listriknya menggunakan baterai yang dapat diisi daya dengan cara dihubungkan ke sumber listrik melalui kabel pengisi daya atau charging station. PHEV dapat beroperasi dalam dua mode, yaitu menggunakan sumber daya baterai listriknya secara penuh atau menggunakan bahan bakar fosil secara bersamaan dengan motor listriknya. Dalam mode baterai, PHEV dapat menempuh jarak tertentu tanpa menghasilkan emisi, sedangkan dalam mode bahan bakar fosil, PHEV akan menghasilkan emisi seperti kendaraan konvensional.
Jadi, perbedaanya dengan HEV adalah PHEV benar-benar memiliki dua mode operasi. Mode konvensional dan mode motor listrik. Berbeda dengan HEV, di mana motor listrik hanya digunakan sebagai sistem support atau penunjang saja. Pada PHEV seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, baterai harus diisi pada pengisi daya layaknya BEV, sedangkan HEV baterai akan diisi oleh kerja dari mesin konvensionalnya.
Lantas mana yang lebih cocok untuk Anda? Tentunya juga harus memperhitungkan biaya atau harga dari setiap jenisnya. Untuk BEV, ada unit yang dibandrol 200 jutaan oleh Wuling. Nah untuk PHEV sendiri harganya masih di atas 1 milyar. Dan memang masalah harga masih menjadi kekurangan mobil listrik hingga saat ini. Jadi, sesuaikan kebutuhan dan budget Anda perihal memilih EV.
Di Indonesia sendiri, perkembangan mobil listrik juga semakin menunjukkan angka positif dengan kenaikan yang signifikan dari total penjualan 2021 dan 2022. Kebijakan-kebijakan pemerintah juga sepertinya sangat berpengaruh dalam perkembangannya. Siapkah Anda dengan ekosistem mobil listrik yang ramah lingkungan?
Nah, untuk urusan ban mobil listrik, ada perbedaan dengan mobil konvensional seperti ban mobil avanza atau ban mobil innova reborn. Jadi memang ban juga masih menjadi polemik untuk para pengguna mobil listrik.