Melihat Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia

Perkembangan mobil listrik di Indonesia

Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia – Membicarakan mobil listrik memang selalu menarik, terutama dalam hal perkembangan teknologi dan penjualannya. Karena kita berada di Indonesia, maka kita akan mengerucutkan pembahasannya pada perkembangan penjualan mobil listrik di lingkup wilayah Indonesia.

Menurut laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah penjualan mobil listrik di Indonesia selama tahun 2022 mencapai 15.437 unit, yang mengalami peningkatan tajam sebesar 383,46% dibandingkan tahun sebelumnya (2021) yang hanya terjual 3.193 unit. Berikut rinciannya.

Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia

BEV (Battery Electric Vehicle)

BEV atau mobil listrik murni berbasis baterai mengalami lonjakan peningkatan sebesar 1.407,95% dari tahun 2021. Di tahun 2021, penjualan jenis BEV hanya 685 unit, sedangkan di tahun 2022 mencapai 10.327 unit.

Baca juga: Perbedaan Teknologi Karbu dan Injeksi

HEV (Hybrid Electric Vehicle)

HEV atau mobil hibrida sistem konvensioal dan listrik juga mengalami kenaikan meski tak sebanyak jenis BEV. Penjualan HEV sebanyak 2.473 unit pada tahun 2021 dan sebanyak 5100 unit di tahun 2022. Jadi meski tak sebanyak peningkatan pada penjualan unit BEV, mobil listrik tipe hibrida ini masih bisa dibilang mengalami lonjakan penjualan, bahkan lebih dari 2x lipat penjualan tahun sebelumnya.

PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)

Tidak sejalur dengan kedua saudaranya yang mengalami lonjakan penjualan, jenis PHEV malah mengalami penurunan dari 46 unit di tahun 2021 menjadi hanya 10 unit sepanjang tahun 2022.

Perkembangan Penjualan Mobil Listrik di Indonesia 2019-2022
Sumber: Gaikindo

Lonjakan luar biasa pada penjualan jenis BEV tahun 2022 dimulai sejak bulan Agustus yang kemudian diikuti bulan-bulan selanjutnya. Hingga mencapai puncak di bulan Desember mencapai 2404 unit, sekaligus menjadi penjualan tertinggi sepanjang tahun.

Penyumbang terbesar pada tahun 2022 adalah mobil garapan Wuling, yaitu Wuling Air EV Long Range dengan total penjualan 6,859 unit. Posisi kedua ditempati oleh Hyundai Ioniq5 Signature Extended yang terjual sebanyak 1.517 unit. Selain itu, mobil listrik All New Kijang Innova Zenix Q Hev Cvt Tss 2.0 berhasil terjual sebanyak 1.202 unit dan Wuling Air EV Standard Range berhasil terjual 1.194 unit.

Baca juga: Cara Kerja Mobil Listrik serta Komponen Pentingnya

Perkembangan penjualan mobil dan motor listrik di Indonesia akan semakin tinggi pada tahun-tahun berikutnya, melihat pemerintah yang sepertinya memberikan lampu hijau dalam kebijakannya terkait dengan mobil listrik. Misalnya saja rencana subsidi untuk setiap pembelian motor maupun mobil listrik. Seperti dilansir dari CNBC Indonesia, mulai 20 Maret 2023 akan berlaku subsidi untuk para pembeli kendaraan listrik. Jadi, meskipun masih jauh dari negara-negara maju terutama di Eropa, perkembangan ekosistem mobil listrik di Indonesia cukup optimis berada di angka positif untuk tahun-tahun selanjutnya.

Selain kebijakan terkait subsidi atau insentif, optimisme berkembangnya era mobil listrik di Indonesia juga didukung dengan ratusan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang telah dibangun di berbagai lokasi di Indonesia dan akan terus bertambah.

Demi mewujudkan roadmap industri otomotif nasional, kebijakan yang memberi kenyamanan pada perusahaan pelaku industri BEV, mulai dari baterai, motor listrik, dan inventer juga mulai diterapkan. Di antaranya adalah pengurangan atau pembebasan pajak (tax holiday), pengurangan penghasilan kena pajak (tax allowance), dan pengurangan pajak bagi wajib pajak tertentu sesuai kriteria yang diatur dalam UU (super tax deduction). Pengurangan-pengurangan pajak ini menjadi kelebihan mobil listrik yang bisa diperoleh oleh penggunanya dibandingkan dengan menggunakan mobil konvensional. Target dari industri otomotif nasional sendiri adalah 20% kendaraan di jalanan merupakan kendaraan berbasis listrik pada tahun 2025.

Mengapa Mobil Listrik Harus Terus Berkembang?

Mobil listrik dianggap penting dan perlu terus dikembangkan karena beberapa alasan krusial yang mencakup dampak lingkungan, ketergantungan pada sumber energi fosil, dan inovasi teknologi. Berikut adalah beberapa alasan utama:

Dampak Lingkungan

Mobil listrik memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan mobil berbahan bakar fosil karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan udara pada titik sumber. Penurunan emisi dapat membantu mengurangi polusi udara di perkotaan dan membantu mengatasi perubahan iklim.

Pengurangan Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Mengembangkan mobil listrik membantu mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil. Dengan beralih ke sumber daya energi terbarukan untuk menghasilkan listrik (seperti tenaga surya atau tenaga angin), kita dapat mengurangi risiko geopoltik, fluktuasi harga minyak, dan dampak ekonomi dari tergantung pada sumber energi yang terbatas.

Efisiensi Energi

Mobil listrik umumnya lebih efisien dalam menggunakan energi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Sistem penggerak listrik memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin pembakaran internal, yang sering kali membuang banyak energi sebagai panas. Hal ini dapat membantu penggunaan sumber daya energi secara lebih efisien.

Inovasi Teknologi dan Ekonomi

Pengembangan mobil listrik mendorong inovasi dalam teknologi baterai, sistem pengisian daya, dan komponen elektronik kendaraan. Ini dapat menghasilkan peluang pekerjaan dalam industri teknologi dan energi terbarukan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor terkait.

Peningkatan Infrastruktur Pengisian Daya

Dengan meningkatnya permintaan akan mobil listrik, terjadi peningkatan investasi dalam infrastruktur pengisian daya. Pembangunan stasiun pengisian daya yang lebih cepat dan luas di berbagai lokasi dapat membuat penggunaan mobil listrik lebih praktis dan memperluas jangkauan mereka.

Peningkatan Ketersediaan dan Pilihan Konsumen

Semakin banyaknya produsen otomotif yang mengembangkan dan memproduksi mobil listrik memberikan konsumen lebih banyak pilihan. Peningkatan ketersediaan mobil listrik dapat meningkatkan adopsi konsumen dan menciptakan persaingan yang sehat untuk mendorong inovasi lebih lanjut.

Melalui kombinasi faktor-faktor ini, pengembangan mobil listrik dianggap sebagai langkah penting menuju transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Siapkah Anda untuk menyambut ekosistem mobil listrik di Indonesia?

Penulis