Berikut Perbedaan Supercharger dan Turbocharger

Perbedaan Supercharger dan Turbocharger

Berikut Perbedaan Supercharger dan Turbocharger – Pernahkah kalian mendengar istilah supercharger dan turbocharger? Untuk para penggemar modifikasi otomotif, terutama modifikasi mobil, tentunya kedua istilah ini sering didengar. Bahkan, akhir-akhir ini peminat supercharger dan turbocharger semakin meningkat. Hal ini disebabkan dengan menambahkan komponen tersebut, dapat membuat mobil dengan kapasitas mesin kecil melaju dengan kecepatan yang jauh lebih kencang.

Kedua komponen tambahan ini bisa diibaratkan sebuah doping untuk mesin mobil. Fungsi utamanya adalah untuk menambahkan tenaga hingga memberikan peningkatan kecepatan yang tidak main-main. Namun, keduanya sebenarnya memiliki banyak perbedaan. Bahkan di kalangan para pecinta otomotif dan kecepatan, keduanya sering kali diperdebatkan, mana yang lebih baik.

Nah, untuk Anda yang baru pertama kali ingin terjun ke dunia itu, malu bertanya pada orang sekitar, atau memang tidak ada yang bisa dimintai informasi, Top Trust akan membahas tuntas tentang perbedaan supercharger dan turbocharger. Setidaknya untuk Anda yang masih awam bisa memiliki gambaran awal apa perbedaan di antara keduanya, sehingga bisa menentukan mana yang lebih cocok untuk Anda.

Perbedaan Supercharger dan Turbocharger

Perbedaan antara supercharger dan turbocharger adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kinerja mesin pembakaran internal dengan meningkatkan jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. Baik supercharger maupun turbocharger bertujuan untuk meningkatkan daya dan torsi mesin dengan cara memampatkan udara yang masuk ke dalam silinder. Namun, ada beberapa perbedaan utama antara kedua sistem ini, termasuk cara kerja, efisiensi, dan pengaruh terhadap respons mesin. Mari kita bahas lebih detail perbedaan antara supercharger vs turbocharger.

Cara Kerja

Supercharger: Supercharger adalah komponen mekanis yang digerakkan oleh sabuk yang terhubung langsung ke poros engkol mesin. Ketika mesin berputar, supercharger akan berputar dan menghisap udara dari luar melalui filter udara. Udara tersebut kemudian dikompresi dan dipaksa ke dalam ruang bakar. Karena supercharger terhubung langsung ke poros engkol, responsnya lebih cepat dan memberikan daya tambahan pada seluruh rentang putaran mesin.

Turbocharger: Turbocharger, di sisi lain, menggunakan energi gas buang untuk menggerakkan turbin yang kemudian menggerakkan kompresor untuk memampatkan udara yang masuk ke dalam mesin. Gas buang yang keluar dari mesin mengalir melalui turbin dan mendorongnya berputar. Kompresor yang terhubung dengan turbin akan memampatkan udara luar dan mendorongnya ke dalam ruang bakar. Turbocharger memiliki keuntungan menggunakan energi gas buang yang sebelumnya terbuang percuma, namun responsnya bisa lebih lambat karena ada keterlambatan dalam aliran gas buang dan putaran turbin.

Efisiensi

Supercharger: Supercharger menggunakan tenaga mekanis langsung dari mesin untuk menggerakkan kompresor. Karena itu, supercharger bisa memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan turbocharger, karena mengambil sebagian daya mesin untuk beroperasi. Namun, penggunaan supercharger juga bisa memberikan peningkatan torsi yang signifikan pada putaran mesin yang lebih rendah.

Turbocharger: Turbocharger menggunakan energi gas buang yang sebelumnya terbuang percuma untuk menggerakkan kompresor. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi mesin secara keseluruhan karena mengambil energi yang sebelumnya terbuang. Turbocharger cenderung lebih efisien daripada supercharger, terutama pada kecepatan mesin tinggi. Namun, pada putaran mesin yang rendah, ada keterlambatan dalam respon turbocharger karena perlu menunggu adanya cukup aliran gas buang untuk menggerakkan turbin.

Respons Mesin

Supercharger: Karena supercharger terhubung langsung ke poros engkol mesin, responsnya lebih cepat dan memberikan daya tambahan pada seluruh rentang putaran mesin. Supercharger dapat memberikan torsi lebih banyak pada putaran mesin yang lebih rendah, membuatnya cocok untuk penggunaan sehari-hari dan akselerasi yang cepat.

Turbocharger: Turbocharger memiliki karakteristik respons yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan supercharger. Keterlambatan respons pada turbocharger disebabkan oleh adanya keterlambatan dalam aliran gas buang yang diperlukan untuk menggerakkan turbin. Sebagai hasilnya, terdapat “turbo lag” yang terasa saat menekan pedal gas secara tiba-tiba, di mana mesin perlu waktu untuk membangun tekanan udara yang cukup untuk memberikan dorongan tambahan.

Namun, perkembangan teknologi turbocharger modern telah mengurangi turbo lag secara signifikan. Dengan penggunaan turbin yang lebih kecil dan desain yang lebih canggih, respons turbocharger semakin mendekati respons supercharger.

Kecepatan Maksimum

Supercharger: Supercharger umumnya memberikan keuntungan pada putaran mesin rendah hingga menengah. Namun, pada kecepatan mesin yang sangat tinggi, supercharger dapat mencapai batas kinerja maksimumnya. Ini berarti bahwa pada kecepatan mesin tinggi, supercharger mungkin tidak memberikan peningkatan daya yang signifikan.

Turbocharger: Turbocharger cenderung memberikan keuntungan yang lebih besar pada kecepatan mesin tinggi. Dengan menggunakan energi gas buang yang sebelumnya terbuang percuma, turbocharger dapat menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi dan memberikan peningkatan daya yang lebih besar pada kecepatan mesin tinggi.

Konsumsi Bahan Bakar

Supercharger: Karena supercharger menggunakan tenaga mekanis langsung dari mesin untuk menggerakkan kompresor, dapat terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar yang sedikit. Meskipun peningkatan tersebut mungkin tidak signifikan, supercharger cenderung lebih boros bahan bakar dibandingkan dengan turbocharger.

Turbocharger: Turbocharger menggunakan energi gas buang yang sebelumnya terbuang percuma, yang mengurangi beban pada mesin dan dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar. Peningkatan efisiensi ini biasanya membuat turbocharger lebih hemat bahan bakar dibandingkan dengan supercharger.

Kesimpulannya, baik supercharger maupun turbocharger adalah teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja mesin dengan memampatkan udara yang masuk ke dalam silinder. Supercharger cenderung lebih responsif pada rentang putaran mesin yang lebih rendah dan dapat memberikan torsi lebih banyak, sementara turbocharger lebih efisien pada kecepatan mesin tinggi dan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Pilihan antara supercharger dan turbocharger tergantung pada preferensi pengendara dan karakteristik yang diinginkan untuk mesin kendaraan.

Biaya

Yang terakhir adalah terkait biaya, namun ini tetap tidak kalah penting. Apapun yang akan kita lakukan tentunya membutuhkan perhitungan atau estimasi biaya yang akan dikeluarkan. Dengan begitu kita bisa menyesuaikan antara kebutuhan dan budget yang nantinya butuh dipersiapkan.

Untuk harga sebenarnya sekarang relatif sama. Anda bisa coba mencarinya di toko-toko online seperti si hijau atau si orange, maka akan mendapatkan harga rata-rata yang tidak berbeda jauh. Bahkan Anda bisa mendapatkan barang baru dengan harga 2 jutaan. Namun, perlu diingat kalau harga selaras dengan kualitas ya.

Perbandingan harga dan biaya pemasangan antara supercharger dan turbocharger dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk merek dan model kendaraan, jenis sistem forced induction yang dipilih, kompleksitas pemasangan, dan apakah Anda memilih komponen aftermarket atau OEM (Original Equipment Manufacturer).

Secara umum, turbocharger cenderung lebih mahal daripada supercharger. Turbocharger memerlukan lebih banyak komponen, seperti turbin, kompresor, intercooler, dan sistem perpipaan yang kompleks. Hal ini menyebabkan biaya pembelian turbocharger yang lebih tinggi daripada supercharger.

Namun, perlu diperhatikan bahwa biaya pemasangan turbocharger mungkin lebih rendah daripada supercharger karena turbocharger menggunakan energi gas buang yang sudah ada di kendaraan, sehingga tidak memerlukan penggerak tambahan seperti sabuk pada supercharger. Pemasangan turbocharger juga bisa lebih mudah jika kendaraan sudah dirancang dengan ruang yang cukup untuk pemasangan turbocharger. Dilansir dari gridoto, biaya pemasangan bisa mencapai 30 jutaan.

Selain itu, perlu diingat bahwa biaya pemasangan dapat bervariasi tergantung pada apakah Anda melakukan pemasangan sendiri atau menggunakan jasa profesional. Jika Anda tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang memadai, lebih baik mempercayakan pemasangan pada mekanik yang berpengalaman untuk memastikan pemasangan yang tepat dan aman.

Adapun harga komponen aftermarket versus OEM juga dapat mempengaruhi biaya total. Komponen aftermarket sering kali lebih terjangkau daripada OEM, tetapi perlu diingat bahwa kualitas dan kinerja mungkin berbeda. OEM biasanya memiliki kecocokan yang lebih baik dengan kendaraan dan memberikan jaminan kualitas, tetapi biasanya lebih mahal.

Jadi, secara umum, turbocharger cenderung memiliki harga pembelian yang lebih tinggi, sementara biaya pemasangannya bisa lebih rendah. Namun, perlu diingat bahwa perbedaan harga dan biaya pasang ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Penting untuk melakukan riset dan berkonsultasi dengan spesialis untuk mendapatkan perkiraan harga dan biaya pemasangan yang lebih akurat sesuai dengan kendaraan dan preferensi Anda.

Untuk Anda yang sudah memutuskan untuk menambahkan supercharger atau turbocharger pada mobil, jangan lupa juga untuk memperhatikan lebih komponen lainnya yang berhubungan. Misalnya saja untuk komponen ban mobil, carilah ban dengan spesifikasi yang sesuai terutama untuk kecepatan maksimalnya. Anda bisa belajar mengenai cara membaca kode ban mobil dan simbol kecepatan ban di artikel Top Trust.

Selain untuk urusan komponen, jika sudah berhubungan dengan mesin, maka yang krusial adalah pelumasnya. Maka dari itu, untuk mengimbangi kinerja mesin yang digenjot lebih keras butuh oli mesin mobil dengan spesifikasi yang cocok dan kualitas yang mumpuni. Jangan sembarang memilih oli mesin mobil, lebih mahal sedikit tidak masalah, daripada mesin mobil Anda yang menjadi korbannya.

Penulis