Perbedaan Oli Mesin Sintetik dan Mineral

Perbedaan oli sintetik dan mineral

Perbedaan Oli Mesin Sintetik, Oli Semi-Sintetik, dan Oli Mineral – Oli adalah salah satu komponen penting dalam menjaga kinerja optimal mesin kendaraan. Namun, saat memilih oli yang tepat untuk kendaraan Anda, Anda mungkin akan menemukan berbagai jenis, seperti oli sintetis, oli semi-sintetis, dan oli mineral. Dalam artikel ini, Top Trust akan membahas perbedaan mendasar antara ketiga jenis oli tersebut.

Perbedaan Oli Mesin Sintetik, Oli Semi-Sintetik, dan Oli Mineral

Oli Mineral

Oli mineral merupakan jenis oli yang paling umum dan sering digunakan. Oli ini diproses dari minyak mentah melalui proses penyulingan. Oli mineral memiliki struktur molekul yang lebih besar dan beragam, sehingga cenderung kurang stabil pada suhu tinggi. Oli mineral juga cenderung memiliki tingkat oksidasi yang lebih tinggi, yang berarti mereka dapat teroksidasi lebih cepat dan menghasilkan endapan pada mesin.

Perbedaan molekul oli sintetik dan mineral
Perbedaan molekul oli sintetik dan mineral

Keuntungan menggunakan oli mineral adalah harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan jenis oli lainnya. Oli mineral juga cenderung memberikan pelumasan yang baik pada mesin-mesin yang lebih tua atau mesin dengan perawatan yang kurang baik. Namun, oli mineral memiliki interval pergantian yang lebih pendek dan cenderung memberikan perlindungan mesin yang lebih rendah dibandingkan jenis oli lainnya. Jika Anda menggunakan oli mineral, maka direkomendasikan untuk mengganti oli setiap 5.000 km.

Meskipun oli mineral termasuk dalam versi oli lama yang memang digunakan untuk mobil-mobil tua, oli jenis ini juga tetap diproduksi oleh para produsen oli. Salah satu oli mineral yang berkualitas tinggi adalah oli Shell. Oli mineral dari Shell yang Top Trust jual adalah Shell Helix HX3 dan Shell Helix HX5.

Perlu diketahui bahwa meskipun dinamakan oli mineral, bukan berarti murni. Oli mineral tidak dapat dikategorikan sebagai “murni” dalam arti tidak ada campuran sama sekali. Oli mineral melalui proses penyulingan dari minyak mentah, dan selama proses tersebut, beberapa komponen tambahan mungkin ditambahkan atau dihilangkan untuk memenuhi standar dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, oli mineral memiliki komposisi yang lebih sederhana dibandingkan dengan oli sintetik, tetapi tidak sepenuhnya “murni”.

Selama proses penyulingan, minyak mentah dipisahkan menjadi fraksi-fraksi berbeda berdasarkan titik didihnya. Ini menghasilkan berbagai komponen seperti hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh, senyawa organik, dan zat aditif. Oli mineral juga dapat mengandung jejak-jejak elemen seperti belerang, nitrogen, oksigen, dan logam, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

Secara umum, oli mineral memiliki kandungan basa minyak yang lebih tinggi daripada aditif. Namun, perlu diingat bahwa proses penyulingan minyak mentah dapat menghasilkan berbagai kualitas oli mineral, termasuk oli mineral berkualitas tinggi yang lebih murni dan oli mineral yang lebih rendah dalam hal kemurnian dan kestabilan.

Selain itu, saat produksi dan pengemasan, beberapa zat aditif mungkin juga ditambahkan ke oli mineral untuk meningkatkan kinerja dan perlindungan mesin. Aditif dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas termal dan oksidatif, membersihkan endapan, melindungi dari keausan dan korosi, dan memberikan sifat-sifat pelumasan yang lebih baik.

Dalam kesimpulannya, oli mineral tidak sepenuhnya “murni” tanpa campuran. Namun, oli mineral memiliki komposisi yang lebih sederhana dibandingkan dengan oli sintetik dan dapat mengandung beberapa zat aditif untuk meningkatkan kinerja dan perlindungan mesin.

Maka dari itu, biasanya produsen oli menandai produk mereka dengan label “Base: Mineral“. Artinya, oli tersebut berbasis basa minyak dengan campuran zat aditif yang persentasenya tak sebanyak basa minyaknya. Contohnya saja produk oli Shell yang berbasis mineral, tetap memiliki fitur Active Cleansing Technology.

Oli Semi-Sintetik

Oli semi-sintetik merupakan kombinasi antara oli mineral dan oli sintetik. Biasanya, oli semi-sintetik memiliki kandungan oli mineral sekitar 30-50% dan oli sintetik sekitar 50-70%, namun tidak ada ketentuan pasti berapa kadar masing-masing, terserah produsen. Oli jenis ini menggabungkan keuntungan dari kedua jenis oli tersebut.

Oli semi-sintetis memiliki stabilitas suhu yang lebih baik dibandingkan oli mineral, sehingga mampu melindungi mesin pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu, oli ini juga menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap keausan dan korosi. Interval pergantian oli semi-sintetik juga lebih panjang dibandingkan oli mineral.

Karena oli semi-sintetik memiliki sifat pelumasan yang lebih baik dan perlindungan yang lebih tinggi, oli ini biasanya disarankan untuk mesin modern dengan kebutuhan performa yang lebih tinggi. Namun, harga oli semi-sintetik biasanya lebih tinggi daripada oli mineral.

Biasanya, produsen oli tidak semerta-merta menuliskan “Semi-Sintetik”, namun akan menuliskan “Berbasis Sintetik”. Karena memang basis atau kandungan oli sintetiknya lebih banyak dibandingkan oli mineralnya. Seperti halnya produk Shell Helix HX6 dari Shell yang merupakan oli semi-sintetik, namun pada wadah produk dan promosinya akan menggunakan kata-kata berbasis sintetik.

Oli Sintetik atau Full Sintetik

Oli sintetik diproduksi melalui proses kimia yang rumit, menghasilkan struktur molekul yang lebih seragam dan stabil. Oli sintetik memiliki sifat pelumasan yang sangat baik dan menawarkan perlindungan yang lebih tinggi terhadap keausan, korosi, dan endapan mesin.

Keuntungan utama dari oli sintetik adalah kemampuannya untuk menjaga kestabilan pelumasan pada suhu ekstrem, baik suhu rendah maupun tinggi. Oli sintetik juga memiliki interval pergantian yang lebih panjang dibandingkan jenis oli lainnya, bisa mencapai 10.000 km. Selain itu, oli sintetik juga memiliki kemampuan membersihkan endapan pada mesin dan mengurangi gesekan yang berpotensi merusak komponen mesin.

Meskipun oli sintetik menawarkan performa terbaik, harga oli ini biasanya lebih tinggi daripada jenis oli lainnya. Namun, jika Anda memiliki kendaraan dengan mesin yang memiliki kebutuhan performa tinggi atau sering digunakan dalam kondisi yang ekstrem, oli sintetik dapat menjadi pilihan yang baik.

Oli sintetik terdiri dari berbagai kandungan yang dirancang untuk memberikan performa tinggi dan perlindungan maksimal terhadap mesin kendaraan. Meskipun formulasi oli sintetik dapat bervariasi antara produsen, berikut adalah beberapa kandungan umum yang sering ditemukan dalam oli sintetik:

  1. Basa Minyak: Basa minyak dalam oli sintetik terbuat dari senyawa sintetis yang diproduksi melalui proses kimia. Basa minyak sintetis memiliki struktur molekul yang lebih seragam dan stabil dibandingkan dengan oli mineral, sehingga memberikan pelumasan yang lebih baik pada suhu ekstrem.
  2. Aditif Pelengkap: Oli sintetik mengandung berbagai aditif pelengkap yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja oli. Aditif-aditif ini dapat termasuk zat-zat seperti deterjen, dispersan, antioksidan, penghambat keausan, penghambat korosi, dan zat-zat anti-buih. Aditif pelengkap membantu menjaga kebersihan mesin, mencegah endapan, mengurangi gesekan, dan melindungi komponen mesin dari kerusakan.
  3. Modifiers: Oli sintetik juga dapat mengandung modifiers, seperti friction modifiers (pengurang gesekan) dan viscosity index improvers (peningkat indeks viskositas). Friction modifiers mengurangi gesekan antara permukaan logam dan membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Viscosity index improvers membantu menjaga kestabilan viskositas oli pada suhu yang berbeda.
  4. Additive Packages: Beberapa produsen oli sintetik juga menyediakan paket aditif yang lebih khusus sesuai dengan jenis kendaraan atau aplikasi tertentu. Paket aditif ini mungkin mencakup aditif untuk kendaraan diesel, kendaraan bermotor tinggi, kendaraan dengan sistem turbocharged, atau kondisi operasional khusus lainnya. Paket aditif ini dirancang untuk memberikan perlindungan dan performa tambahan yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan tertentu.

Penting untuk diingat bahwa formulasi oli sintetik dapat berbeda antara produsen dan merek tertentu. Setiap produsen mungkin memiliki kombinasi aditif dan teknologi yang berbeda untuk memberikan kualitas dan kinerja tertentu. Oleh karena itu, selalu mengacu pada panduan penggunaan dan rekomendasi dari produsen kendaraan atau produsen oli untuk memastikan penggunaan oli yang tepat untuk mesin kendaraan Anda.

Oli Sintetik dari Gas Alam

Mengikuti kemajuan teknologi, serta tren kebijakan yang berbasis ramah lingkungan, tentu saja transportasi dan yang berhubungan dengannya juga berkembang ke arah kebijakan hijau, tak terkecuali oli. Produsen-produsen mulai mencari sumber daya alam yang terbarukan sebagai pengganti minyak mentah untuk basis pembuatan oli. Salah satunya adalah gas alam.

Oli sintetik dari gas alam, juga dikenal sebagai gas-to-liquid (GTL) oil, adalah jenis oli sintetik yang diproduksi melalui konversi gas alam menjadi cairan pelumas. Proses produksi GTL oil melibatkan transformasi molekul gas alam, terutama metana, menjadi hidrokarbon cair yang lebih kompleks.

Dalam produksi GTL oil, gas alam melewati serangkaian proses yang melibatkan reaksi kimia dan pemurnian. Salah satu proses yang umum digunakan dalam produksi GTL oil adalah Fischer-Tropsch synthesis. Proses ini melibatkan pemecahan molekul gas alam menjadi monomer-monomer karbon yang lebih panjang, yang kemudian direaksikan untuk membentuk hidrokarbon cair. Tahap berikutnya melibatkan pemurnian dan pemisahan untuk menghasilkan oli sintetik yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan.

Oli sintetik dari gas alam memiliki beberapa keunggulan. Pertama, oli GTL umumnya memiliki kualitas yang sangat baik dan konsisten karena diproduksi melalui proses sintesis yang terkendali. Oli GTL memiliki struktur molekul yang seragam, yang memberikan pelumasan yang efisien dan perlindungan yang baik terhadap keausan dan korosi. Oli GTL juga memiliki sifat-sifat termal yang baik dan stabilitas oksidasi yang tinggi, yang memungkinkannya tetap melumasi mesin pada suhu yang ekstrem.

Selain itu, oli GTL memiliki sedikit kontaminan seperti belerang, nitrogen, dan zat berbahaya lainnya yang dapat terdapat dalam oli mineral atau beberapa oli sintetik lainnya. Hal ini berkontribusi pada kebersihan mesin dan mengurangi emisi gas buang yang merugikan lingkungan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa oli sintetik dari gas alam memiliki biaya produksi yang lebih tinggi daripada oli mineral atau oli sintetik konvensional lainnya. Oleh karena itu, harga oli GTL mungkin lebih tinggi. Selain itu, ketersediaan oli GTL juga mungkin terbatas tergantung pada lokasi geografis.

Secara keseluruhan, oli sintetik dari gas alam (GTL oil) adalah alternatif yang menarik dalam industri pelumasan. Oli GTL menawarkan performa tinggi, kebersihan, dan perlindungan yang baik terhadap mesin kendaraan. Namun, karena faktor harga dan ketersediaan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan anggaran Anda saat memilih jenis oli untuk kendaraan Anda.

Oli Jenis Apa yang Terbaik?

Kesimpulan Pemilihan jenis oli yang tepat untuk kendaraan Anda sangat penting untuk menjaga kinerja dan umur mesin yang optimal. Oli mineral cocok untuk kendaraan dengan perawatan yang kurang baik atau mesin-mesin tua, sementara oli semi-sintetik menawarkan keseimbangan antara harga dan performa. Untuk kendaraan dengan mesin modern dan kebutuhan performa yang tinggi, oli sintetik adalah pilihan terbaik.

Namun, sebelum memutuskan jenis oli yang akan digunakan, selalu periksa panduan penggunaan dari produsen kendaraan Anda. Memahami perbedaan antara oli sintetik, semi-sintetik, dan oli mineral akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat untuk menjaga kesehatan mesin kendaraan Anda.

Penulis